Inilah Kesesatan Aqidah Syi’ah
Abdullah bin Muhammad As-Salafi  
  Kunjungan Buku : 102108  
Inilah Kesesatan Aqidah Syi’ah
     Inilah Kesesatan Aqidah Syi’ah
     Mukaddimah
     Sejarah Lahirnya Rafidhah
     Sebab Penamaan Syi’ah dengan Rafidhah
     Berbagai Macam Sekte Rafidhah
     Aqidah Bada’ yang Diyakini oleh Rafidhah
     Aqidah Rafidhah tentang Sifat-sifat Allah
     Aqidah Rafidhahtentang al-Qur'an yang Dijaga Keotentikannya oleh Allah
     Aqidah Rafidhah tentang Para Sahabat Rasulullah
     Sisi Kesamaan Antara Yahudi dan Rafidhah
     Aqidah Rafidhah tentang Imam-imam Mereka
     Aqidah Raj’ah bagi Rafidhah
     Aqidah Rafidhah tentang Taqiyyah
     Aqidah Rafidhah tentang ath-Thinah
     Aqidah Rafidhah tentang Ahlus Sunnah
     Aqidah Rafidhah tentang Nikah Mut’ah dan Keutamaannya
     Aqidah Rafidhah tentang Kota Najf dan Karbala serta Keutamaan Menziarahinya
     Sisi Perbedaan Antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah
     Aqidah Rafidhah tentang Hari ‘Asyura dan Keutamaannya Menurut Mereka
     Aqidah Rafidhah tentang Bai’at
     Hukum Pendekatan Antara Ahlus Sunnah yang Mengesakan Allah dengan Syi’ah yang Menyekutukan-Nya
     Komentar Ulama Salaf dan Khalaf tentang Rafidhah
     Surat al-Wilayah yang Diakui Rafidhah Termasuk Satu Surat dalam al-Qur’an
     Lauh Fathimah Didakwakan Sebagai Wahyu yang Turun kepada Fathimah
     Doa Dua Patung Quraisy
     Penutup
     Referensi Penting untuk Membantah Aqidah Syi’ah
     Buku-buku Kontemporer
     Beberapa Situs Rujukan untuk Membantah Syi'ah
     Sambutan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
 
Aqidah Rafidhah tentang Ahlus Sunnah

Aqidah Rafidhah mempunyai prinsip halalnya har-ta dan jiwa Ahlus Sunnah.

Ash-Shaduq meriwayatkan suatu riwayat yang di-sandarkan kepada Daud bin Farqad dalam bukunya al-'Ilal, bahwa ia (Daud) berkata: “Saya bertanya ke-pada Abu Abdillah, apa pendapat Anda tentang an-Nashib?[1] Ia menjawab halal darahnya, tapi saya meng-khawatirkan keselamatan Anda, maka jika kamu mam-pu menggulingkan tembok sehingga merobohi orang Ahlus Sunnah, atau menenggelamkannya di lautan, sehingga tak ada yang menyaksikan atas perbuatanmu maka lakukanlah.” Kemudian saya bertanya lagi, “Ba-gaimana pendapat engkau tentang hartanya?” Ia men-jawab, “Ambillah, jika kamu bisa.”[2]

Orang Rafidhah juga meyakini bahwa anak-anak mereka terlahir dalam keadaan suci, berbeda dengan yang selain mereka. Hasyim al-Bahrani mengatakan dalam tafsirnya al-Burhan dari Maitsam bin Yahya, dari Ja'far bin Muhammad mengatakan: “Tidaklah se-orang anak terlahir, kecuali salah satu iblis berada di sampingnya. Jika diketahui bahwa anak tersebut ada-lah dari golongan Syi'ah, maka kita akan terlindungi dari setan itu. Namun bila bukan dari golongan Syi'ah kita, setan tadi akan menusukkan jari telunjuknya di duburnya, maka menjadi berlubang dan demikianlah zakar akan keluar ke depan. Bila anak ini perempuan dia tusukkan jari telunjuknya ke kemaluannya, maka akan menjadi pezina. Saat itulah bayi menangis dengan keras ketika keluar dari perut ibunya.”[3]

Bahkan orang-orang Syi'ah Rafidhah menganggap bahwa semua manusia adalah anak hasil zina kecuali orang Syi'ah!! Al-Kulaini dalam bukunya ar-Raudhatu Minal Kaafi meriwayatkan dari Abu Hamzah, dia ber-kata kepada Abu Ja'far: “Sesungguhnya sebagian re-kan-rekan kita berdusta dan melontarkan tuduhan bo-hong kepada orang-orang yang menyelisihi mereka.” Maka dia menjawab: “Itu untuk membela diri dengan cara yang baik.” Kemudian dia berkata: “Demi Allah wahai Abu Hamzah, sesungguhnya semua manusia adalah anak pelacur kecuali Syi'ah kita.”[4]

Tidak cukup di situ saja, bahkan mereka berpen-dapat bahwa kekufuran orang-orang Ahlus Sunnah lebih besar daripada kekufuran orang-orang Yahudi dan Nashrani, dikarenakan mereka memang kafir asli, sedang Ahlus Sunnah dianggap murtad (keluar dari Islam) dan kafir setelah Islam (murtad) lebih berat da-ripada kafir asli berdasarkan kesepakatan ulama.

Karena itu, orang-orang Rafidhah membantu orang-orang kafir dalam peperangan melawan orang-orang Islam sebagaimana disaksikan oleh sejarah.[5]

Dikatakan dalam kitab Wasaa'ilusy Syi'ah, bahwa al-Fudhail bin Yasar bertanya kepada Abu Ja'far ten-tang wanita Rafidhah, apakah boleh dikawinkan de-ngan laki-laki Ahlus Sunnah? Ia menjawab: “Tidak, karena laki-laki Ahlus Sunnah (yang sesuai penamaan mereka an-Nashib) adalah kafir.”[6]

Sebenarnya istilah an-Nashib dalam pandangan Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang membenci Ali bin Abi Thalib t, tetapi pengikut Rafidhah menjuluki pengikut Ahlussunnah dengan an-Nashib dikarenakan mereka mendahulukan kepemimpinan Abu Bakar, Umar dan Utsman atas Ali bin Abi Thalib y.

Dan sebenarnya jelas sekali, bahwa keutamaan Abu Bakar, Umar dan Utsman atas Ali bin Abi Thalib ini sudah ada pada masa Rasulullah r, sebagai bukti-nya hadits riwayat Ibnu Umar c:

كُنَّا نُخَيِّرُ بَيْنَ النَّاسِ فِي زَمَنِ رَسُوْلِ اللهِ r فَنُخَيِّرُ أَبَا بَكْرٍ ثُمَّ عُمَرَ ثُمَّ عُثْمَانَ

“Kami pernah memilih manusia terbaik (selain Rasulullah) pada masa Rasulullah r, maka kami memilih Abu Bakar, kemudian Umar, kemudian Ustman.” (HR. Al-Bukhari)

Ditambahkan oleh ath-Thabrani dalam al-Kabir:

فَيَعْلَمَ ذَلِكَ النَّبِيُّ r وَلاَ يُنْكِرُهُ

“Kemudian Nabi r mengetahui hal itu, dan ti-dak mengingkarinya”

Dikatakan oleh Ibnu Asakir, “Kami mengutama-kan Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali y.”

Diriwayatkan oleh Ahmad dan yang lainnya, dari Ali t, beliau r berkata “Sebaik-baik umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar, kemudian Umar, jika kau mengharapkan pasti aku katakan yang ketiganya.” Adz-Dzahabi v mengatakan hadits ini mutawatir.[7]

 

 

 

 

 

Ñc&dÐ

 

 



[1]       Orang-orang Syi'ah menamakan Ahlus Sunnah dengan sebutan an-Nashib.

[2]       Al-Mahasin an-Nafsaniyyah, hal. 166

[3]       Hasyim al-Bahrani, Tafsir al-Burhan, 2/ 300

[4]       Al-Kulaini, Ar-Roudhotu Minal Kaafi, 8/ 285.

[5]       Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, "Orang-orang Rafidhah telah membantu Tatar (pasukan Tatar) ketika memerangi negara-negara Islam (Majmu' al-Fatawa, 35/151). Lihat juga kitab Kaifa Dakhalat Tatar fi Biladil Muslimin (Bagaimana Tatar Memasuki Wilayah Umat Islam), oleh Sulaiman bin Hamad al-Audah.

Lihatlah juga wahai saudaraku bagaimana kelompok Syi'ah Iraq bersatu dengan para penjajah, bahkan para pemimpin rujukan mereka sangat mendukung pembantaian terhadap Ahlus Sunnah di kota Falujah dan kota-kota basis Ahlus Sunnah lain.

[6]       Al-Hurr al-Amili, Wasailusy Syi'ah, 7/431, at-Tahdzib, 7/303

[7]       Syaikh Abdullah bin al-Jibrin, at-Ta'liqat 'Ala Matni Lum'atil I'tiqaad, 91


 

 
Retour a la page principale
قسم الأخـبـار :: الدفاع عن السنة