Inilah Kesesatan Aqidah Syi’ah
Abdullah bin Muhammad As-Salafi  
  Kunjungan Buku : 102116  
Inilah Kesesatan Aqidah Syi’ah
     Inilah Kesesatan Aqidah Syi’ah
     Mukaddimah
     Sejarah Lahirnya Rafidhah
     Sebab Penamaan Syi’ah dengan Rafidhah
     Berbagai Macam Sekte Rafidhah
     Aqidah Bada’ yang Diyakini oleh Rafidhah
     Aqidah Rafidhah tentang Sifat-sifat Allah
     Aqidah Rafidhahtentang al-Qur'an yang Dijaga Keotentikannya oleh Allah
     Aqidah Rafidhah tentang Para Sahabat Rasulullah
     Sisi Kesamaan Antara Yahudi dan Rafidhah
     Aqidah Rafidhah tentang Imam-imam Mereka
     Aqidah Raj’ah bagi Rafidhah
     Aqidah Rafidhah tentang Taqiyyah
     Aqidah Rafidhah tentang ath-Thinah
     Aqidah Rafidhah tentang Ahlus Sunnah
     Aqidah Rafidhah tentang Nikah Mut’ah dan Keutamaannya
     Aqidah Rafidhah tentang Kota Najf dan Karbala serta Keutamaan Menziarahinya
     Sisi Perbedaan Antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah
     Aqidah Rafidhah tentang Hari ‘Asyura dan Keutamaannya Menurut Mereka
     Aqidah Rafidhah tentang Bai’at
     Hukum Pendekatan Antara Ahlus Sunnah yang Mengesakan Allah dengan Syi’ah yang Menyekutukan-Nya
     Komentar Ulama Salaf dan Khalaf tentang Rafidhah
     Surat al-Wilayah yang Diakui Rafidhah Termasuk Satu Surat dalam al-Qur’an
     Lauh Fathimah Didakwakan Sebagai Wahyu yang Turun kepada Fathimah
     Doa Dua Patung Quraisy
     Penutup
     Referensi Penting untuk Membantah Aqidah Syi’ah
     Buku-buku Kontemporer
     Beberapa Situs Rujukan untuk Membantah Syi'ah
     Sambutan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
 
Aqidah Rafidhah tentang ath-Thinah

At-Thinah yang dimaksudkan oleh Rafidhah di sini adalah tanah kuburan Husain .

Dinukil oleh Muhammad an-Nu'man al-Haritsi yang dijuluki dengan asy-Syaikh al-Mufid salah seorang pembawa paham kesesatan Rafidhah dalam bukunya al-Mazar, dari Abu Abdillah ia berkata, “Tanah kubur-an Husain adalah obat untuk segala penyakit, obat yang paling agung.”

Abdullah berkata, “Tahnik-lah[1] anak-anakmu de-ngan debu kuburan Husain.”

Masih dari an-Nu'man, seorang dari Khurasan di-utus untuk menyampaikan kepada Abul Hasan ar-Ridha bingkisan berupa sekumpulan baju, dan diselip-kan di sela-sela baju tersebut sedikit tanah kuburan Husain. Maka Abul Hasan berkata kepada utusan ter-sebut: “Apa ini?” Ia menjawab: “Ini tanah kuburan Hu-sain, tidak dihadiahkan kepada seseorang baju atau yang lainnya kecuali disertakan bersamanya tanah ku-buran Husain, dan dikatakan untuk keselamatan de-ngan izin Allah.”

Diriwayatkan, ada seseorang bertanya kepada ash-Shadiq tentang faidah memakan tanah kuburan Husain, maka ash-Shadiq menjelaskan kepadanya, “Ji-ka makan tanah kuburan ini bacalah: “Ya Allah, saya memohon kepada-Mu, dengan perantaraan malaikat yang telah menggenggamnya dan memohon kepada-Mu dengan perantaraan nabi yang telah menyimpan-nya, dan dengan perantaraan Washi yang telah berse-mayam di dalamnya, agar Engkau berikan shalawat kepada Muhammad, dan keluarganya, dan agar Eng-kau jadikan tanah ini obat untuk segala macam pe-nyakit, dan keselamatan dari segala ketakutan, dan penjagaan dari segala keburukan.”

Abu Abdillah pernah ditanya tentang khasiat peng-gunaan dua tanah, yaitu tanah kuburan Hamzah dan Husain, dan keistimewaan dari masing-masing dua ta-nah tersebut, beliau menjawab, “Biji tasbih yang ter-buat dari tanah kuburan Husain dapat bertasbih (mem-baca bacaan subhanallah) di tangan, meskipun orang itu tidak bertasbih.”[2]

Orang-orang Rafidhah juga mengaku bahwa orang Syi'ah diciptakan dari tanah khusus dan orang Sunni diciptakan dari tanah yang lain. Kemudian ke-dua tanah tersebut dicampur dengan cara tertentu, se-hingga ketika dalam diri orang Syi'ah ada kemaksiatan dan tindakan kejahatan, maka ini disebabkan penga-ruh dengan tanah asal diciptakannya orang Sunni. Dan bila dalam diri orang Sunni terdapat hal baik dan sikap amanah, maka itu karena pengaruh tanah ba-han ciptaan orang Syi'ah.

Karena itu, bila tiba Hari Kiamat, maka segala ke-jelekan dan dosa orang-orang Syi'ah akan dipikulkan kepada orang-orang Ahlus Sunnah. Dan sebaliknya, segala kebaikan Ahlus Sunnah akan diberikan kepada orang-orang Syi'ah.”[3]

 

 

 

Ñc&dÐ

 

 



[1]     Tahnik adalah makanan yang diberikan pertama kali kepada ba-yi yang baru lahir. (penj).

[2]     Kitab al-Mazaar karya ulama mereka yang bernama al-Mufid, 125.

[3]     'Ilalus Syarai', 490 – 491 dan Biharul Anwar, 5/247 – 248

 
Retour a la page principale
قسم الأخـبـار :: الدفاع عن السنة