Inilah Kesesatan Aqidah Syi’ah
Abdullah bin Muhammad As-Salafi  
  Kunjungan Buku : 102109  
Inilah Kesesatan Aqidah Syi’ah
     Inilah Kesesatan Aqidah Syi’ah
     Mukaddimah
     Sejarah Lahirnya Rafidhah
     Sebab Penamaan Syi’ah dengan Rafidhah
     Berbagai Macam Sekte Rafidhah
     Aqidah Bada’ yang Diyakini oleh Rafidhah
     Aqidah Rafidhah tentang Sifat-sifat Allah
     Aqidah Rafidhahtentang al-Qur'an yang Dijaga Keotentikannya oleh Allah
     Aqidah Rafidhah tentang Para Sahabat Rasulullah
     Sisi Kesamaan Antara Yahudi dan Rafidhah
     Aqidah Rafidhah tentang Imam-imam Mereka
     Aqidah Raj’ah bagi Rafidhah
     Aqidah Rafidhah tentang Taqiyyah
     Aqidah Rafidhah tentang ath-Thinah
     Aqidah Rafidhah tentang Ahlus Sunnah
     Aqidah Rafidhah tentang Nikah Mut’ah dan Keutamaannya
     Aqidah Rafidhah tentang Kota Najf dan Karbala serta Keutamaan Menziarahinya
     Sisi Perbedaan Antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah
     Aqidah Rafidhah tentang Hari ‘Asyura dan Keutamaannya Menurut Mereka
     Aqidah Rafidhah tentang Bai’at
     Hukum Pendekatan Antara Ahlus Sunnah yang Mengesakan Allah dengan Syi’ah yang Menyekutukan-Nya
     Komentar Ulama Salaf dan Khalaf tentang Rafidhah
     Surat al-Wilayah yang Diakui Rafidhah Termasuk Satu Surat dalam al-Qur’an
     Lauh Fathimah Didakwakan Sebagai Wahyu yang Turun kepada Fathimah
     Doa Dua Patung Quraisy
     Penutup
     Referensi Penting untuk Membantah Aqidah Syi’ah
     Buku-buku Kontemporer
     Beberapa Situs Rujukan untuk Membantah Syi'ah
     Sambutan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
 
Aqidah Raj’ah bagi Rafidhah

Orang-orang Rafidhah membuat bid'ah yang sa-ngat besar, yaitu aqidah Raj'ah.[1] Al-Mufid berkata, “Syi'ah Imamiyah sepakat keharusan hidupnya kem-bali sejumlah orang yang sudah mati.”[2]

Raj'ah yang akan dialami oleh imam terakhir Syi'ah yang disebut dengan “Al-Qaim” di akhir zaman, akan keluar dari sirdab (gua tempat persembunyiannya) dan akan menyembelih semua lawan politiknya dan akan mengembalikan kepada orang-orang Syi'ah hak-hak mereka yang telah dirampas oleh kelompok-kelompok lain sepanjang abad.[3]

Sayyid al-Murtadha mengatakan dalam bukunya

al-Masail an-Nashiriah, bahwa Abu Bakar dan Umar akan disalib di sebuah pohon, pada masa bangkitnya al-Mahdi imam mereka yang ke dua belas yang diju-luki Qa'imu Alu Muhammad, di mana pohon itu hidup dalam keadaan segar dan akan langsung kering sete-lah digunakan untuk menyalib.[4]

Dikatakan oleh al-Majlisi dalam bukunya Haqqul Yaqin mengutip perkataan Muhammad al-Baqir: “Jika al-Mahdi muncul ia akan menghidupkan Aisyah x untuk dihukum.”[5]

Kemudian aqidah Raj'ah ini mengalami perkem-bangan yang sangat cepat sehingga mereka mengata-kan bahwa semua orang Syi'ah bersama para imam-nya, musuh-musuhnya dan para pemimpinnya akan dihidupkan kembali.

Aqidah khurafat ini jelas membuka tabir kedeng-kian yang amat dalam pada jiwa orang-orang Syi'ah, yang memunculkan seperti ungkapan-ungkapan ko-song di atas.

Aqidah ini dijadikan sebagai sarana oleh golong-an Saba'iyah untuk mengingkari Hari Kiamat.

Yang dimaksud dengan aqidah Raj'ah ini adalah pembalasan terhadap musuh-musuh Syi'ah. Tapi sia-pakah musuh-musuh Syi'ah? Riwayat berikut ini menje-laskan kepada Anda wahai saudaraku Muslim, kedeng-kian orang-orang Rafidhah kepada Ahlus Sunnah dan loyalitas mereka kepada orang Yahudi dan Nashrani, yaitu riwayat yang disebutkan oleh al-Majlisi dalam ki-tabnya Biharul Anwar dari Abu Bashir, bahwa Abu Abdillah alaihissalam berkata kepadanya: “Wahai Abu Muhammad, sepertinya aku melihat al-Qa'im turun di masjid as-Sahlah dengan membawa keluarga dan anak-anaknya…”, sampai pada perkataannya (Abu Bashir): “Aku bertanya: “Bagaimana perlakuan dia ter-hadap orang-orang kafir dzimmi?” Dia menjawab: “Dia akan mengajak damai dengan mereka sebagaimana Rasulullah  telah mengajak damai mereka. Dan me-reka akan membayar jizyah (upeti) dengan tangan me-reka dalam keadaan hina.” Aku bertanya lagi: “Bagai-mana jika ada yang memusuhi kalian?.” Dia menja-wab: “Tidak wahai Abu Muhammad, tidaklah orang yang menyelisihi kita akan mendapatkan bagian sedi-kitpun, sesungguhnya Allah telah menghalalkan bagi kita darah mereka ketika al-Qa'im datang. Memang sekarang darah mereka haram, dan jangan kamu ter-pengaruh dengan seorang pun, nanti bila al-Qa'im te-lah datang, Dia akan membalaskan dendam untuk Allah, Rasul-Nya dan untuk kita semuanya.”[6]

Lihatlah wahai saudaraku se-Islam, bagaimana Imam Mahdi-nya orang Syi'ah mengajak damai orang Yahudi dan Nashrani, sebaliknya malah memerangi orang-orang yang menyelisihi mereka, yaitu Ahlus Sunnah.

Mungkin seseorang akan berkata: Ancaman ini di-arahkan kepada orang-orang yang memusuhi Ahlul Bait, sedang Ahlus Sunnah tidak memusuhi Ahlul Bait, maka Ahlus Sunnah tidak terkena ancaman halal da-rah dari Imam Mahdi-nya orang-orang Syi'ah.

Kita jawab, bahwa banyak riwayat mereka yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan musuh Ahlul Bait adalah Ahlus Sunnah. Untuk mengetahui lebih lanjut masalah ini, silakan lihat buku al-Mahasi-nun Nafsaaniyyah tulisan Husain Ali 'Asfur ad- Dirazi al-Bahrani, dan kitab as-Syihaabuts Tsaqib fi Bayaani Ma'nan Naashib karangan Yusuf al-Bahrani.

 

 

 

 

Ñc&dÐ

 

 



[1]     Raj'ah artinya kembali hidup setelah mati sebelum Hari Kiamat. (penj).

[2]     Al-Mufid, Awa'ilul Maqalat, 51

[3]     Muhibbuddin al-Khatib, al-Khutut al-'Aridhah, 80

[4]     Al-Mufid, Awa'ilul Maqalat, 95

[5]     Muhammad al-Baqir al-Majlisi, Haqqul Yaqin, 347

[6]     Al-Najisi, Biharul Anwar, 52/376


 

 
Retour a la page principale
قسم الأخـبـار :: الدفاع عن السنة